Cinta memang tak pernah memandang perbedaan. Bukan hanya soal umur, masalah status pun tak lagi menjadi penghalang. Wanita, meski pun menyandang predikat janda, bukan berarti daya tariknya sirna, bahkan hilang. Atau, ia tak lagi mempunyai hasrat untuk kembali berumah- tangga. Hanya saja, kadang trauma perkawinan yang pernah dilalui, mendapat perlakuan tak menyenangkan, yang li menyeret pada kebekuan hati. Bagaimana cara melumerkannya?
Banyak pandangan terhadap wanita janda, terutama oleh
lawan jenisnya, selain miring, tetapi dinilai mempunyai daya magis sendiri. Sehingga seringkali terjadi, begitu mendengar kata wanita janda, imajinasi
pria lantas menari.
Oleh sebagian pria, konotasi wanita janda berarti wanita yang layak diberi sentuhan
karena dikira sebagai mahluk lemah yang ‘haus’
dan perlu diberi perhatian lebih.
Padahal, anggapan itu tidak benar sepenuhnya. Malah, salah kaprah pria mendekat berdasarkan
hal itu, kareba bisa-bisa bom ‘buruk’ yang didapat.
Psikolog
A.
Kassandra menilai, memang tak banyak pria mampu menaklukkan hati
seorang janda sekali pun berbagai hal telah dilakukan. Katanya, maka untuk
bisa mendekati seorang janda seharusnya lawan jenis melihat dulu latar belakang dan sebab ia
menjanda.
“Tanpa mau melihat sebab status janda
yang disandang si wanita, dan kurang memahami trauma beserta pengalaman ketika
ditinggal oleh pasangan hidup sebelumnya, maka terbilang hanya hitungan jari yang berhasil merengkuh hati mereka,” kata A.
Kassandra.
Cinta dan Hasrat
Sebenarnya, lanjut kata A. Kassandra,
bagi seorang wanita janda ketika cinta dan
hasrat telah menyatu maka tak ada alasan bagi dia untuk tidak kembali menjalin tali kasih. Hanya saja dalam prakteknya
tidaklah mudah. Penggalan masa lalu hingga menyandang predikat yang meninggalkan serpihan pedih di hatinya, terkadang menjadi batu sandungan untuk merajut hubungan baru
dengan seseorang pria.
Banyak faktor yang
bisa memicu dan mengakibatkan wanita
menyandang predikat janda.
Bercerai lantaran ketidak-hadiran anak, perselingkuhan pasangan, masalah
keuangan, ketidak-cocokan, ketidak-dewasaan pasangan, dan akibat pasangan meninggal sebab derita penyakit, kesemua
tanpa kecuali telah memberi trauma.
Trauma yang diakibatkan
tentu membekas. Bekasnya itu
sebenarnya bisa hilang dalam waktu cepat, atau
lama, bahkan mungkin terus
membekas.
Bila pun dapat sirna, kesemua itu tergantung waktu, dan
diri orang itu.
Bagi mereka yang berstatus janda karena
perceraian meninggalkan “bekas” tersendiri. Luka di hati akibat perselingkuhan
suami dan bercerai, telah membuat para janda melihat para pria sebagai mahluk
yang harus dijauhi. Berbagai hal inilah yang sering dilupakan pria berikut
ketika ingin memikat hati seorang janda.
A. Kassandra mengatakan, merajut kembali serpihan cinta seorang wanita
yang pernah menikah tetap tidaklah sama seperti mengancingkan baju. Di mana setiap kancing
baju yang akan dikaitkan sudah ada lubangnya.
Soal menarik perhatian janda dan
berkeinganan untuk memadu kasih merupakan perkara yang kompleks. Untuk itu,
dalam mendekati wanita dengan status janda perlu dipahami benar trauma yang dialami.
Tak ada salahnya coba mencermati
hal–hal di bawahi ini
:
1. Pahami hatinya
Hati adalah elemen penting dalam mengajak seorang janda untuk kembali merajut kasih asmara. Bacalah tanda-tanda apakah ia berkeinginan atau tidak untuk kembali membagi cintanya
2. Pahami trauma yang dialami
Harus memiliki pengertian yang lebih mendalam terhadap trauma yang dialaminya
3. Kenali
keluarga lebih dalam
Cobalah untuk masuk dalam keluarganya. Jika ia memiliki anak, maka Jalinan cinta Anda tidak sebatas dengan wanita tersebut, tetapi juga anak dan keluarga si wanita bahkan keluarga mantan suami
4. Jauhkan rayuan gombal
Rayuan gombal dan menghambur kata-kata cinta, selayaknya dijauhkan.
5. Dicari
pria dewasa dan matang
Wanita berstatus janda lebih mencari pria yang dewasa dan matang. Pria yang bisa melindungi dan masuk menjadi bagian dalam keluarga
[]ME Andriza Hamzah