Berkolaborasi dengan pakar seni warna dan duo desain asal Belanda, Raw Color, IKEA menghadirkan koleksi terbatas TESAMMANS. Merupakan koleksi yang menampilkan perlengkapan rumah tangga sehari-hari yang menginspirasi masyarakat dalam menghadirkan kegembiraan dan karakter warna-warni ke dalam rumah. Warna bisa menyegarkan suasana ruang, menawarkan gaya baru serta memiliki kekuatan untuk membangkitkan kegembiraan. Ekspresi visualnya dapat berubah ketika berinteraksi […]
Diskusi bertajuk “Risiko Pneumonia di Era New Normal: Siapa Saja, Di mana Saja, Bisa Kena”, disampaikan Pfizer dan Lippo General Insurance, didukung Siloam Hospitals dalam Menyambut Hari Pneumonia SeDunia 2022.
Acara yang berlangsung selama dua hari, 11 – 12 November 2022, bertempat di Aryaduta Lippo Village, Karawaci, Tangerang, menghadirkan pembicara ahli : Pulmonologist – Spesialis Paru RS Siloam Dr. dr. Allen Widysanto, SpP dan dr. Raymos Parlindungan Hutapea, MKK, Sp. Ok, Subsp BioKO (K), PERDOKI (Perhimpunan Spesialis Kedokteran Okupasi Indonesia).
Dr. dr. Allen Widysanto, SpP, “Pneumonia adalah infeksi atau peradangan akut di jaringan paru yang umumnya disebabkan oleh berbagai mikroorganisme, seperti bakteri, virus, parasit, jamur paparan terhadap bahan kimia, bisa juga akibat kerusakan fisik paru.”
“Radang paru dapat menyerang siapa saja, namun risiko tertinggi lebih besar bagi anak di bawah usia dua tahun, dan dewasa di usia 65 tahun. Gejala pneumonia dapat berupa nyeri dada saat bernafas atau batuk, batuk yang dapat menghasilkan dahak, kelelahan, demam, berkeringat dan menggigil kedinginan, mual, muntah dan sesak napas” tambahnya.
Ada pun faktor risiko penyebab pneumoniakomunitas pada dewasa dapat disebabkan oleh kondisi seperti orang dengan sistem kekebalan tubuh yang menurun karena kehamilan, HIV, penggunaan steroid atau obat-obatan kanker, atau orang dengan penyakit penyerta termasuk asma, diabetes, gagal jantung, penyakit liver, ginjal, stroke, luka di kepala, demensia, orang yang secara terus-menerus terpapar oleh polusi udara mau pun asap beracun di tempat bekerja; orang yang tinggal di tempat padat, perokok dan peminum alkohol.
“Faktor risiko tersebut menunjukkan pentingnya vaksinasi pneumonia untuk pasien dengan penyakit penyerta dan untuk melindungi paru-paru pekerja yang memiliki pekerjaan khusus yang rentan terhadap penyebab pneumonia,” ujar Dr. dr. Allen Widysanto, SpP.
Pemberian vaksin pada anak diprioritaskan dalam 2 tahun pertama usia anak, karena sistem imun yang lebih rendah dan menyebabkan anak lebih rentan terhadap penyakit menular, terutama yang disebabkan oleh bakteri pneumokokus seperti pneumonia. Vaksinasi pneumonia bagi anak dilakukan sebanyak tiga kali plus satu kali sebagai boosting atau vaksin penguat .
“Sedangkan untuk dewasa, vaksinasi pneumonia hanya perlu dilakukan sebanyak satu kali,” jelas Dr. dr. Allen Widysanto, SpP.
Pada Mei 2022, Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia (BPOM) memberikan persetujuan bahwa vaksin pneumonia telah dapat diberikan untuk semua rentang usia, mencakup bayi, anak dan remaja dari usia 6 minggu hingga 17 tahun serta dewasa berusia 18 – 49 tahun. Ini merupakan tambahan dari penggunaan vaksin yang telah disetujui untuk mencegah pneumonia bagi anak-anak berusia 6 bulan – 5 tahun dan dewasa di atas usia 50 tahun.
Menanggapi potensi pekerja yang rentan terhadap pneumonia, dr. Raymos Parlindungan Hutapea, menyampaikan bahwa pihaknya memandang penting untuk melindungi kelompok pekerja rentan faktor risiko pneumonia.
Pneumonia seringkali dapat dicegah dan biasanya dapat diobati.
Oleh karena itu, sangatlah penting bagi masyarakat untuk mengetahui bagaimana cara mencegah pneumonia yang efektif. Berikut beberapa informasi penting mengenai pneumonia pada orang dewasa dan anak-anak yang perlu diketahui, beserta cara pencegahannya.
Penyebab, Faktor Risiko dan Gejala Pneumonia pada Anak
Pada dasarnya, pneumonia pada anak tidak hanya disebabkan oleh satu faktor. Pneumonia bisa diakibatkan oleh gabungan dari beberapa faktor seperti kekebalan tubuh, lingkungan (eksposur terhadap asap rokok dan polusi), dan bawaan penyakit paru sejak lahir.
Menerapkan gaya hidup bersih merupakan salah satu kunci utama dalam mencegah penularan pneumonia pada anak. Praktekkan kebiasaan anak untuk rajin mencuci tangan dengan sabun dan menerapkan etika batuk dan bersin saat berada di tempat umum. Selain menjaga kebersihan, penting juga untuk memastikan anak menjaga pola hidup sehat dengan rutin berolahraga dan konsumsi makanan sehat dan bergizi.
Cara kedua yang juga dapat dilakukan untuk mencegah penularan pneumonia pada anak adalah dengan melakukan imunisasi pneumonia atau PCV (Pneumonococcal Conjugate Vaccines). Dilansir dari rekomendasi IDAI, vaksin pneumonia lengkap pada anak wajib diberikan secara berkala pada usia 2, 4, 6 dan 12-15 bulan[i]. Dengan pemberian imunisasi pneumomia, diharapkan anak dapat terhindar dari risiko penyakit pneumonia.
Sedangkan risiko infeksi pneumonia pada orang dewasa dapat dikurangi dengan dua cara: yaitu dengan menerapkan gaya hidup sehat dan pemberian vaksin pneumonia. Menerapkan gaya hidup sehat adalah salah satu solusi utama dalam mencegah infeksi pneumonia pada orang dewasa.
Berikut adalah cara-cara yang bisa dilakukan untuk mencegah pneumonia:
Rajin mencuci tangan secara teratur
Menerapkan etika batuk dan bersin saat berada di tempat umum
Selama masa pandemi, sisi Kesehatan Jiwa masyarakat dan pasien Covid-19, menjadi perhatian Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (IPK Indonesia) dan Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI). Perhatian yang disampaikan IPK Indonesia dan PDSKJI, — bertepatan dan dalam rangka “Hari Kesehatan Jiwa Sedunia 2020” — dalam bentuk rilis hasil temuan lapangan dan riset, sekaligus mengantisipasi penanganan […]
Hemofilia merupakan penyakit gangguan perdarahan, di mana darah sulit membeku dengan baik. Penderita hemophilia memiliki risiko penrdarahan berlebihan, bahkan luka dari kecil sekali pun. Kian menjadi perhatian. Berdasarkan data dari World Federation of Hemapholia dalam Report on the Annual Global Surey 2021, hingga tahun 2021, Indonesia mencatat 2.939 pasien hemafolia. Berpijak dari sanalah, dan dalam upaya […]
Ramadan adalah momen tepat bagi masyarakat untuk menjaga atau meningkatkan kesehatannya dengan menjaga kadar glukosa darah dan tekanan darah normal. Puasa, menahan diri untuk tidak makan dan minum selama kurang lebih 12 jam dimulai saat fajar dan berakhir saat berbuka puasa di waktu Maghrib, sehingga tubuh tidak mendapat asupan kalori selama periode tersebut. Selama berpuasa, tubuh […]