Sebentar lagi Idul Fitri. Hari spesial ini merupakan momen tentang kebersamaan dan waktu yang tepat untuk terhubung dengan keluarga mau pun kerabat. Nah untuk menyambut hari sukacita ini, IKEA hadir untuk memberi inspirasi dan solusi dalam mengubah ruang keluarga menjadi rumah yang menarik, indah, dan tertata rapi saat merayakannya. Tepatnya, bagaimana membuat suasana nyaman saat Hari […]
Jakarta, 6 Maret 2018 – Pada Limfoma Hodgkin, kombinasi kemoterapi awal dapat memberikan respon yang bertahan lama. Namun demikian, petugas kesehatan di Indonesia menyatakan sebanyak 20 persen dari pasien akan mengalami relaps (atau kambuhnya penyakit limfoma) atau refrakter (tidak memberikan respon) terhadap pengobatan awal.
Dr. dr. Dody Ranuhardy, SpPD-KHOM, MPH, Sekertaris Jenderal Perhimpunan Hematologi-Onkologi Medik Ilmu Penyakit Dalam Indonesia (PERHOMPEDIN)
“Prognosis pasien dengan kondisi relaps dan refrakter biasanya lebih buruk dan akan lebih sulit untuk disembuhkan,” begitu penjelasan yang disampaikan oleh Dr. dr. Dody Ranuhardi, SpPD-KHOM, MPH, Sekretaris Jenderal Perhimpunan Hematologi-Onkologi Medik (PERHOMPEDIN).
Tambahnya,“Namun, dengan perkembangan teknologi dan terapi baru, harapan kesembuhan bagi para pasien dengan kondisi relaps dan refrakter dapat meningkat. Terdapat beberapa opsi pengobatan Limfoma Hodgkin di Indonesia. Salah satu inovasi terkini adalah pengobatan Antibody Drug Conjugate (ADC), yang dikategorikan sebagai terapi bertarget (targeted therapy)”.
Terapi bertarget dapat membantu mengirimkan agen yang kuat ke sel kanker yang menjadi target terapi ini, sekaligus meminimalisir paparan kepada sel yang tidak ditargetkan. ADC terdiri dari sejumlah terapi kanker bertarget yang telah menunjukkan keberhasilan dalam berbagai jenis kanker, termasuk Limfoma Hodgkin dengan kondisi relaps dan refrakter.”
Terdapat beberapa pilihan yang tersedia untuk mengobati kanker Limfoma Hodgkin, yaitu kemoterapi, radioterapi, transplantasi sel, dan terapi bertarget (targeted therapy).
Inovasi terapi bertarget terbaru melalui Antibody Drug Conjugation (ADC) telah terbukti secara klinis meningkatkan kesempatan kesembuhan pasien Limfoma Hodgkin. Pengobatan ini secara spesifik menargetkan sel yang sakit untuk meningkatkan efektifivitas pengobatan dan secara bersamaan, memberikan efek samping yang bisa ditoleransi, serta kemudahan dan kenyamanan untuk pasien dalam cara pemberian terapi.
Mengenai pengobatan pada pasien kanker Limfoma Hodgin, ini Prof. Dr. dr. Arry H. Reksodiputro, SpPD-KHOM menyimpulkan, “Upaya peningkatan kesehatan masyarakat, termasuk pengobatan dan diagnosa kanker, membutuhkan keterlibatan seluruh pihak dan menjadi tanggung jawab bersama. Menemukan cara baru untuk mendeteksi dan mengobati kanker sedini mungkin merupakan tahap yang paling penting, yang mana tidak dapat terwujud tanpa partisipasi dan kerjasama seluruh komunitas medis. Peneliti, dokter dan petugas kesehatan lainnya harus bekerja bersama untuk membangun pengetahuan dan kemajuan agar dapat membawa manfaat bagi para pasien.”
Di tengah itu, Kwa Kheng Hoe, President Director, PT Takeda Indonesia menyampaikan,”Sepanjang PT Takeda Indonesia beroperasi di Indonesia sejak tahun 1971, memiliki aspirasi menyembuhkan kanker. Maka kami memfokuskan riset pada pengobatan onkologi, gastroenterology, vaksin, dan neurosains (central nervous system)”.
Kebutuhan masyarakat untuk konsultasi kesehatan secara berkesinambungan di era digital didorong oleh lebih dari sekadar kemudahan akses. Perubahan dalam pola pikir dan tuntutan akan perawatan kesehatan yang lebih efisien dan efektif menjadi faktor utama dalam penerimaan teknologi ini. Maka teknologi yang terus berkembang memungkinkan aksesibilitas yang lebih besar terhadap layanan kesehatan, menghilangkan hambatan seperti jarak […]
Kian menarik saja isi diskusi online bertajuk “Building Strong Family pas #DiRumahAja: Gizi Seimbang, Aktif dan Bahagia”, yang digelar oleh PT Frisian Flag Indonesia (FFI), berlangsung pada akhir bulan April 2020, lalu, yang membahas betapa pentingnya kesadaran menjaga dan meningkatkan kesehatan diri dan pikiran di tengah kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di DKI Jakarta […]
Mengalami gangguan Disfungsi Ereksi (DE) bukanlah mimpi buruk bagi seorang pria. Dengan menepikan rasa malu, untuk kemudian beran mengungkap pada pasngan, dipastikan solusi cepat didapat. Begitu menakutkannya Disfungsi ereksi (DE) bagi pria ? Kiranya, pria yang mengalami DE dan memendamnya seorang diri, akibat didera rasa malu dan tak percaya diri. Bahkan, dari memendam seorang diri […]