Sesuai tren, wisatawan kelas atas kini lebih memilih petualangan aktif dibanding aktivitas eksklusif seperti spa atau belanja barang mahal. Menurut data, dengan keluarga berpenghasilan lebih dari $150,000 per tahun, maka hal ini menyumbang 36% dari pengeluaran wisata global. Pergeseran ini menunjukkan pentingnya pengalaman yang otentik dan personal dalam setiap perjalanan. Untuk menjawab kebutuhan tersebut, Golden […]
Menandai Hari
Anak Nasional tahun ini, Pemerintah Indonesia mengharapkan agar anak-anak
Indonesia, yang populasinya mencapai 30 persen dari total jumlah penduduk
Indonesia, tetap tumbuh dan berkembang menjadi anak yang selalu gembira dan
bahagia serta mampu mengembangkan potensi diri secara positif.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (MenPPPA) Bintang Puspayoga menyatakan di tengah masa pandemi, anak Indonesia tetap harus merasakan kebahagiaan dan kegembiraan.
“Oleh karena itu, dalam perayaan Hari
Anak Nasional tahun ini kita mengusung ‘Anak
Indonesia Gembira di Rumah’,” kata Bintang Puspayoga dalam acara
peringatan HAN 2020 yang dilangsungkan secara virtual, Kamis (23/7/2020).
Selain gembira, Menteri Bintang Puspayoga juga
meminta anak Indonesia untuk terus positif, kreatif dan mengembangkan
diri.
“Orang tua memang mengalami tantangan
besar dalam masa pandemi, tapi ini
merupakan kesempatan bagi orang tua untuk semakin lebih sabar dan tetap
melakukan yang terbaik dalam memenuhi hak anak,” ucapnya lagi.
Ia juga meminta semua pihak untuk
memanfaatkan momentum pembatasan sosial dan keharusan belajar di rumah ini
sebagai kesempatan untuk semakin mengenal anak dan membangun komunikasi
positif.
“Saya sangat menghargai kerja keras
orang tua, pendamping dan pada guru yang terus mendampingi, membimbing dan
membina anak-anak dalam melewati masa pandemi ini,” imbuhnya.
Lektor Kepala Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung Dr. Yusi Riksa Yustiana, M.PD, pada kesempatan terpisah, menyatakan kegembiraan itu merupakan proyeksi dari kenikmatan, kesenangan dan kenyamanan.
“Jadi bisa dikatakan kegembiraan itu
akan muncul jika ada kebersamaan, kekeluargaan yang bergantung pada attachment, bukan pada kaitan darah,
kasih sayang, mencintai, memberi dan bersyukur,” kata Yusi Riksa.
Dengan membangun kegembiraan pada orang tua,
maka perasaan itu akan bisa ditularkan kepada anak. “Artinya, bukan
orang tua gembira sendiri. Tapi bergembira bersama, dengan tidak berprasangka
dan melihat segala sesuatu secara positif. Karena dengan berprasangka akan
menimbulkan bibit ketidaknyamanan,” ujarnya.
Satu hal yang tidak boleh dilupakan orang tua adalah
untuk melihat segala sesuatu dari perspektif anak.
“Jangan memandang anak sebagai objek,
tapi sebagai subjek yang memiliki cara pandang sendiri dalam melihat suatu hal.
Dan pahami bahwa rata-rata anak adalah generasi yang berbeda dengan generasi
orang tua,” urainya.
Anak sekarang, lanjutnya, adalah anak yang
terbiasa dengan IT, yang tidak terlalu memperhatikan detail dan mengerjakan
segala sesuatu dengan instan. “Maka kondisi ini membuat mereka,
secara emosional tidak matang dan membutuhkan advice pengarahan diri secara dialog singkat, bukan saran yang
berkepanjangan. Jadilah orang tua yang bisa memahami anak,” pungkasnya.
MORF, talent management platform untuk kreator konten atau key opinion leaders (KOL) di Indonesia resmi menjadi bagian dari IDN Media. MORF telah sukses menangani sejumlah talenta kreator eksklusif, seperti Janes CS, Karen Kurniawan, Sabila Rian, Gilang Seiya Rama, Jessiyn Nathania, Ilham Bachtiar #BapakCanggih, Gesya Shandy, Nadia Soekarno, Fajar Nugros, dan banyak lainnya. Awalnya, MORF didirikan oleh Deddy Corbuzier, […]
Konsisten mendampingi masyarakat untuk hidup lebih sehat dan sejahtera melalui berbagai programnya, merupakan komitmen dari PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia). Sebagai bukti nyata, jelang perayaan 25 tahun kehadirannya, Prudential Indonesia mengajak masyarakat untuk terus menjaga kebugaran sembari berdonasi melalui “PRU25 Acteev Virtual Walk & Run – Charity for Desa Maju Prudential”. Menarik tentu dari […]
Berjalannya waktu, dan saat ini di berbagai belahan Dunia, juga Indonesia, ketahanan pangan terpengaruhi akibat adanya berbagai tantangan permasalahan. Yang antara lain sebab kualitas sumber pangan yang kurang maksimal, jumlah petani yang terus berkurang, dan lahan yang semakin terbatas. Terlebih lagi, kondisi pandemi COVID-19 turut menghadirkan tantangan lain, yaitu menurunnya kesejahteraan petani sebagai pihak yang […]