Glow & Lovely (dulu dikenal sebagai Fair & Lovely) kembali menghadirkan “Glow & Lovely Bintang Beasiswa 2023”. Merupakan aspirasi untuk terus mendukung generasi muda, khususnya para wanita, agar memiliki glowing face dan meraih glowing future. Program, ini merupakan inisiatif untuk memberi dukungan akses Pendidikan Tinggi kepada para wanita Indonesia yang memiliki kendala finansial. Maka memasuki tahun ke-7, […]
Mendengar kalimat ‘reaktor nuklir’,
terbayangkan betapa dahsyatnya orang bekerja dan menyandang profesi bidang ini. Dan tak terelakkan, yang berkaitan dengan reaktor nuklir, oleh
banyak orang dibayangkan identik —
merupakan pekerjaan dan profesi milik — kaum Adam.
Berjalannya waktu, kiranya tidak sedikit wanita — berparas cantik — yang menjadi bagian dari pengoperasian
reaktor nuklir. Itu yang sangat nampak di GA Siwabessy yang berada di Serpong.
Salah satunya adalah Camelia. Wanita berparas ayu yang menjalani pekerjaan sebagai operator reaktor nuklir GA Siwabessy selama satu tahun tujuh bulan, ini pun bercerita pekerjaan sebagai seorang operator reaktor adalah memastikan pengoperasian reaktor nuklir berlangsung aman dan selamat selama 24 jam melalui ruang kendali utama.
Camelia
“Jam kerjanya terbagi menjadi tiga
shift, yaitu 06.00 – 14.00 WIB, 14.00-22.00 WIB dan 22.00 – 06.00 WIB, lima
hari dalam seminggu,” kata Camelia saat diskusi online yang digelar oleh
para wanita penggiat nuklir.
Ia memaparkan seorang operator dituntut untuk
memahami keseluruhan sistem operasi reaktor untuk menjalankan seluruh tugasnya.
“Yang rutin dilakukan seorang operator
itu menaikkan daya reaktor nuklir dari 0 MW menuju 15 MW pada hari Jumat dan
menurunkannya pada hari Selasa. Lantas mencatat data parameter operasi reaktor
nuklir, pengisian ulang bahan bakar reaktor nuklir setiap 10 kali operasi
reaktor dan melakukan kontrol seluruh sistem terkait pengoperasian reaktor
nuklir,” paparnya.
Yang tidak rutin adalah jika terjadi keadaan
abnormal. Tapi tentu saja, sistem keamanan reaktor sudah didesain untuk mengantisipasi
setiap fenomena yang terjadi.
“Kami harus siap saat terjadi keadaan
abnormal. Misalnya saat terjadi tingkat radiasi melebihi batas yang ditentukan
dan menyebabkan salah satu alarm keselamatan menyala, maka dengan sistem
keamanan berlapis yang dimiliki oleh reaktor, maka reaktor akan secara otomatis
berhenti beroperasi,” ucapnya.
Pilihan untuk menjadi seorang operator
nuklir, seperti yang ia katakan, harus memenuhi beberapa kualifikasi.
“Untuk menjadi seorang operator harus sudah mengikuti kegiatan operator
dalam ruang kendali utama selama minimal dua tahun, mengikuti diklat Operator
Reaktor Nuklir dan memiliki Surat Izin Bekerja (SIB) yang dikeluarkan oleh
BAPETEN yang didapat setelah mengikuti ujian tertulis, ujian praktikum dan
ujian lisan,” imbuhnya.
Ketika dirinya memilih dan bekerja sebagai operator reaktor, tak sedikit
yang mengomentari tentang pilihannya ini.
“Banyak yang bilang, kalau saya lebih
cocok kerja di Bank tapi saya selalu anggap santai omongan mereka. Ada juga
yang bilang kalau pekerjaan sebagai operator reaktor bisa mungkin tidak bisa
memiliki keturunan atau mandul, dan
bahaya. Ini tidaklah benar dan tanpa
dasar ilmiah,” ujarnya.
Terbukti, lanjutnya, dari 46 pegawai Bidang
Operasi Reaktor Nuklir yang sudah menikah dan sudah bekerja rata-rata 20 tahun,
43 orang di antaranya telah memiliki keturunan atau setara dengan 93,48 persen
dari jumlah pegawai.
“Terkait radiasi yang dikatakan membahayakan,
sudah ada batas dari BAPETEN, yaitu seorang operator memiliki Nilai Batas Dosis
Radiasi yang diterima itu sebesar 20 miliSievert per tahun,” imbuhnya.
Faktanya, nilai tertinggi yang pernah
tercatat itu hanya 0,57 miliSievert per tiga bulan. Jadi masih jauh dari ambang
batas yang berlaku.
“Wanita yang mengoperasikan reaktor
nuklir itu keren. Walau pun terlihat
kaum wanita kemayu tapi semuanya
mampu bekerja di reaktor,” kata Camelia.
Wanita lainnya yang tak kalah menarik adalah Yasoka Dewi. Wanita cantik yang bekerja sebagai Pranata Nuklir Bidang Pemeliharaan Reaktor Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) sejak tahun 2018.
Yasoka Dewi
“Sebelum di BATAN, saya bekerja di
penambangan emas dan perusahaan petrokimia yang menghasilkan super absorbent, juga sebagai operator yang
bekerja dalam shift,” kata
Yasoka.
Ia menyatakan walau pun dirinya mengidap Akrophobia tapi dirinya tidak ragu untuk bekerja di reaktor nuklir.
Karena, ia mempercayai bahwa wanita itu harus tangguh dan mampu bertahan dengan
segala kondisi di lapangan.
“Saat bekerja, kita harus memahami
faktor bahaya dari pekerjaan kita, sehingga kita mampu menjaga diri dari
potensi bahaya yang ada. Bahaya pekerjaan sebenarnya ada di setiap
pekerjaan,” ucapnya.
Yasoka Dewi menyampaikan sebagai tim
perawatan, mereka harus memastikan sistem mekanik dan kimia air, sistem
elektrik reaktor serta sistem instrumentasi dan kendali reaktor berfungsi baik.
“Jadi, kami bertanggung jawab untuk
perawatan, perbaikan dan audit ketiga sistem tersebut,” ungkapnya.
Ia menceritakan komposisi pekerja wanita yang
bekerja di reaktor GA Siwabessy hanya 12 persen yang 56 persen diantaranya
merupakan generasi X yaitu yang lahir dalam rentang waktu 1961-1980, 9 persen
dari generasi Y yaitu yang bekerja dari tahun 1981-1994 dan 35 persen adalah
dari generasi Z, yang lahir dalam rentang 1995-2010.
“Banyak yang mempertanyakan mengapa saya
mau jadi ASN di BATAN padahal saya sudah memiliki pekerjaan yang tak kalah
menawan di sektor swasta. Itu karena saya ingin ambil bagian dalam perkembangan
energi Indonesia. Dan saat BATAN membuka formasi, saya bergabung menjadi bagian dari upaya
pengembangan energi bersih dan menjadi bagian dari Go PLTN,” pungkasnya.
Memahami apa yang dibutuhkan konsumen merupakan kunci dari keberhasilan untuk bisa tetap bertahan d itengah hantaman pandemi dan juga beragam produk busana Muslim impor. Pemilik brand aneuku dan dua sister brand, Tirmala dan alana, Neng Ane Husnu Diniah menyatakan tetap optimis dalam menjalani bisnis busana Muslim di tengah pandemi. “Walau pun mengalami penurunan penjualan tapi […]
Di Bandung. Kota kelahiran, tempatnya tumbuh dan dibesarkan, nama Ijoel, panggilan akrab wanita, yang sejak tahun 2012 menjalani profesi sebagai penasehat Hukum, begitu lekat dengan telinga banyak Disc Jockey. Ia berhasil mengawinkan kedua bidang yang ia geluti ke dalam Ijoel DJ School dan Ijoel Law Office. Bandung, 14 Maret 2018 – Perjalanan anak nomor 2 […]
Walau sempat bersentuhan di Dunia entertainment, namun Mentari Delita, demikian nama wanita yang disetiap tanggal 16 Januari merayakan ulangtahun, ini tetap memenuhi panggilan hati dan yang menjadi keinginan, yaitu sebagai seorang profesional di bidang produk. Tari, panggilan akrab wanita kelahiran tahun 1993, adalah Brand Manager untuk local brand (spesifically for hair care), jauh waktu memang […]