News Hitz

Toleransi Di Kalangan Milenial Terwujud, Hanya Bila …………………

Siapa pun, yang  memiliki keterbukaan  dalam bertutur dan juga  dalam bersikap yang baik, terlebih  mentolerir berbagai perbedaan, merupakan sikap menawan bahkan bijak. Tinggal lagi bagaimana  toleransi, — yang adalah sikap adil, objektif, dan menghargai orang lain yang berbeda pendapat tentang banyak hal, di antaranya kebiasaan,  ras, budaya, dan agama —   melekat pada diri seseorang, terutama dimulai pada kaum generasi milenials ?

Kiranya berangkat dari sana, dan dalam memaknai Hari Lahir Pancasila, adalah : Unilever Indonesia bergerak  Ajak Generasi Muda Berbagi Peran Suarakan dan Wujudkan Toleransi. Untuk mewujudkan hingga mencapai.

Untuk  mencapai  tujuan itu, Unilever Indonesia menjalin kerja sama dengan Toleransi.id dan IDN Media menggelar diskusi interaktif bertema “Gue Udah Toleran Belum, Sih?”.

Diskusi webinar yang berlangsung pada Senin, 7 Juni 2021,   dihadiri oleh lebih dari 1.500 milenial, dan  melibatkan  sosok muda inspiratif sebagai pembicara di antaranya Ayu Kartika Dewi, Staf Khusus Presiden RI dan CoFounder Toleransi.id. dan Naya Anindita, Sutradara dan Penulis Skenario muda, terasakan  penuh daya tarik.

Acara diskusi yang dipandu Christopher Tobing, pembicara pertama William Utomo, mewakili  IDN Media mengatakan, bahwa generasi milenial punya peran penting dalam mewujudkan toleransi. Untuk itu, milenial, sebagai pemimpin masa depan,  harus diberi kesempatan.”

Selanjutnya disampaikan, dalam “Indonesia Millennial Report 2020” yang dikeluarkan IDN Media, terdapat 7 (tujuh) tipe milenial dengan karakteristik yang berbeda. Setiap tipe milenial mengaku terbuka dan mentolerir berbagai perbedaan, namun memiliki cara sendiri-sendiri dalam mengapresiasi perbedaan dan mendukung inklusivitas

Untuk memupuk potensi ini, mereka harus mendapatkan lebih banyak kesempatan untuk memulai percakapan seputar toleransi, mempertanyakan stereotip, menciptakan rasa kebangsaan, dan mewakilkan suara-suara yang belum terdengar. Maka dari diskusi yang diselenggarajab ,  seperti hari ini menjadi kesempatan dan platform untuk menyuarakan dan mempromosikan kesetaraan, keberagaman dan inklusi – dari milenial dan untuk milenial.

Hernie Raharja, Chairman of Equality, Diversity and Inclusion Board (ED & I) Unilever Indonesia menyatakan, “Tema diskusi  yang berangkat dari peringatan Hari Lahir Pancasila 2021, ‘Pancasila dalam Tindakan, Bersatu untuk Indonesia Tangguh’, yang hanya dapat terwujud dalam Dunia yang lebih toleran dan inklusif, di mana kita menjadikan persamaan dan perbedaan sebagai kekuatan. Untuk menuju ke sana, diperlukan tindakan nyata untuk melawan diskriminasi yang seringkali terjadi tanpa kita sadari (unconscious bias), serta untuk terus meningkatkan keikutsertaan dan sebisa mungkin menghindari adanya pihak-pihak yang termarjinalkan.”

“Usaha yang terus menerus dalam melawan unconscious bias ini sejalan dengan visi kami dalam Unilever Compass,  yang mana salah satu tujuannya adalah menciptakan Dunia yang inklusif dan toleran. Dalam hal ini generasi muda menjadi pembuka jalan sebagai generasi yang lebih terpapar pada banyak informasi terkini, berpikiran maju, kreatif, vokal, aktif dan berpotensi besar untuk menjadi pendorong perubahan ke arah yang lebih baik, utamanya dalam mengaplikasikan perilaku yang toleran dan inklusif di Indonesia,” lanjut Hernie Raharja.

Ayu Kartika Dewi, Staf Khusus Presiden RI dan CoFounder Toleransi.id berbagi pendapat, “Untuk menjadi toleran, ada beberapa modal dasar yang dibutuhkan generasi muda. Pertama, mereka harus punya pemikiran yang kritis sehingga tak mudah terpengaruh arus informasi yang belum jelas kebenarannya. Mereka juga perlu memiliki rasa empati, yang hanya bisa didapat jika mereka melakukan interaksi langsung dengan orang-orang yang berbeda dengan dirinya. Semua hal ini harus dilakukan secara intensional dan berkelanjutan, sehingga nantinya ada gaung inspirasi yang lebih kuat untuk menggerakkan lebih banyak aksi toleransi menuju Indonesia yang lebih damai.”  

Acara diskusi kian terasa indahnya dengan apa yang disampaikan Naya Anindita, Sutradara dan Penulis Skenario muda yang sering menyuarakan keberagaman dan inklusi melalui karya-karyanya turut berbagi pengalaman. ”Saya tipe yang tidak terpengaruh dengan yang ada di luar. Saya berupaya toleransi. Dan kalau bicara toleransi , artinya juga bertoleransi dengan diri sendiri.”

[]Andriza Hamzah

Photo : Alchemy Communications:

Keterangan Photo Utama :

(atas ki-ka) Christopher Tobing – Ayu Kartika Dewi

(bawah ki-ka) Naya Anindita Hernie Raharja

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *