Tidak terlepas dari kasus kanker
payudara yang terus meningkat. Dan dari melihat ada GLOBOCAN 2020 yang
menyatakan terdapat 2.261.419 kasus baru kanker payudara dengan 684.996
kematian di seluruh dunia ; di 11 Negara Asia Tenggara terdapat 158.939 kasus
baru kanker payudara dengan 58.616 kematian, sementara di Indonesia, terdapat 65.858 kasus baru
kanker payudara dengan 22.430 kematian,
Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) menyikapi dan bergerak begitu
indahnya untuk mencapai tujuan yang baik.
YKPI bermitra dengan Perhimpunan
Ahli Bedah Onkologi Indonesia (PERABOI) dan Indonesian Women Imaging Society
(IWIS) ditunjuk oleh Global Focus on Cancer (GFC) dan Organisasi-Organisasi
SEABCS bersiap menyelenggarakan The
Southeast Asia Breast Cancer Symposium (SEABCS) ke-5.
Simposium yang akan
dilaksanakan secara virtual pada 31
Juli 2021 dan 1 Agustus 2021, dari Jakarta, Indonesia, mengangkat tema
“Menempatkan peran pasien kanker
payudara pada kebijakan pengendalian penyakit kanker payudara; dengan memperkuat kerjasama di antara
Negara–Negara Asia Tenggara untuk
dapat mencapai hasil yang lebih baik”, ini menghadirkan 64 Pembicara.
Akan diselenggarakannya simposium,
ini Ketua Yayasan Kanker Payudara Indonesia, Ibu Linda Agum Gumelar, di virtual Press Conference, berlangsung
pada Kamis, 22 Juli 2021, menyampaikan, ”Melihat jumlah kejadian kanker
payudara yang terus meningkat, SEABCS 2021 menjadi ajang yang teramat penting
untuk menghimbau Pemerintah Negara-Negara Asia Tenggara dalam memperketat
pengendalian penyakit kanker payudara. Dan untuk pengendalian kanker payudara
perlu kerjasama banyak pihak.”
SEABCS, merupakan forum dalam upaya pengendalian
kanker payudara di Asia Tenggara yang jumlahnya terus meningkat, sebagai ajang
bertukar pikiran, berdiskusi tentang penelitian ilmu pengetahuan dan teknologi,
serta bertukar pengalaman dan informasi tentang peningkatan pencegahan,
kesadaran dan edukasi tentang deteksi dini kanker payudara, serta pengobatan
yang optimal guna meningkatkan kualitas hidup.
Meski sudah
tersedia pilihan pengobatan, namun di Asia Tenggara kematian akibat kanker
payudara masih tinggi. Sehingga penyakit kanker payudara merupakan tantangan
regional, yang mendesak Pemerintah Negara-Negara kawasan Asia Tenggara untuk
mengambil langkah-langkah terukur dalam meningkatkan pengendalian penyakit ini.
Tak
tersingkirkan, di tengah pandemi
COVID-19, memberi dampak pada kekhawatiran akan kurangnya fokus dalam
pengendalian kanker payudara.
Ibu Linda Agum Gumelar di acara dengan
moderator Pratiwi Astar,
dihadiri Dr. Walta Gautama, Sp.B(K) Onk dari PERABOI, Dr. Kardinah Sp.Rad (K) dari IWIS, dan Bambang Chriswanto, Policy & Public Affairs Director PT Pfizzer, lebih lanjut menekankan, “Dengan adanya pandemi COVID-19, perhatian khusus Negara-Negara
di kawasan Asia Tenggara perlu meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan untuk
memperkuat pengendalian kanker payudara dengan melibatkan seluruh unsur yang
terlibat agar dapat menghindari keterlambatan pengobatan.”
SEABCS 2021 juga akan menampilkan
perkembangan inovatif terkini dalam perawatan kanker payudara, di antaranya
oleh PT Pfizer Indonesia. Bambang Chriswanto,
Policy and Public Affairs Director PT Pfizer Indonesia, menyampaikan, “Kami
mendukung pelaksanaan SEABCS 2021, dan kami yakin bahwa forum ini akan
menghasilkan diskusi yang menggugah pikiran seputar aspek-aspek penting
perawatan pasien kanker payudara, termasuk kanker payudara metastatis, sementara
langkah ilmiah dan pengetahuan terus berkembang untuk membawa kemajuan
pengobatan inovatif bagi pasien kanker payudara, yang diharapkan akan membawa
dampak positif terhadap perawatan, kualitas hidup dan dukungan psikososial bagi
pasien.”
Untuk informasi lebih lanjut dan
pendaftaran peserta SEABCS, kunjungi www.SEABCS2021.com
[]Andriza Hamzah
Photo : YKAI/EMERSON