Bersentuhan. Tepatnya dalam rangka Bulan Kesadaran Kanker Perut atau Kanker Lambung yang diperingati setiap bulan November, Yayasan Kanker Indonesia (YKI) — organisasi nirlaba yang bersifat sosial dan kemanusiaan di bidang kesehatan, khususnya dalam upaya penanggulangan kanker — menyelenggarakan diskusi tentang kanker perut dan nutrisi sehat untuk pencegahannya. Tentu, dari diskusi yang diselenggarakan YKI, berlangsung di […]
Kondisi pandemi
COVID 19, dinyatakan mampu pengaruhi kondisi anak Indonesia, baik dalam
jangka pendek mau pun jangka panjang. Berbagai faktor, yang secara langsung
atau tidak, akhirnya menyebabkan Indonesia berpotensi kehilangan generasi
unggul.
Seperti hal yang dikatakan oleh Ahli Kesehatan Anak Dr. dr. Djatnika Setiabudi, SpA(K), MCTM, Trop Ped, yang menyatakan bahwa kesehatan anak bisa terpengaruh secara langsung mau pun tidak langsung oleh COVID 19 ini.
“Pengaruh secara langsung, anak terkena infeksi SARS CoV-2 ini. Dengan menunjukkan berbagai gejala. Atau dampak
secara tidak langsung adalah dengan kondisi COVID, ini menyebabkan anak tidak mendapatkan pelayanan
kesehatan dari fasyankes atau tidak
dibawa ke fasyankes karena menurunnya
kemampuan ekonomi orang tua. Sehingga mengakibatkan potensi munculnya wabah
penyakit atau gangguan tumbuh kembang,” kata Dr. dr. Djatnika Setiabudi saat
seminar online perayaan Hari Anak
Nasional, Kamis (23/7/2020).
Dampak lainnya, yang bisa dirasakan anak
adalah dampak psikologis akibat pembatasan aktivitas, yang pada beberapa kasus
menunjukkan tindak kekerasan pada anak.
“Seharusnya, walau pun ada pandemi, kesehatan anak tetap menjadi
prioritas. Di mana kesehatan anak itu adalah keadaan sempurna baik fisik,
mental mau pun sosial. Tidak hanya terbebas dari penyakit atau kecacatan. Hal
ini berlaku bagi semua yang belum
berusia 18 tahun, termasuk yang masih dalam kandungan,” paparnya.
Lebih jauh Dr. dr. Djatnika Seyiabudi mengatakan, maka pentingnya
upaya untuk tetap bisa memberikan pelayanan kesehatan pada anak. Terutama,
anak-anak yang sudah masuk dalam perawatan reguler.
“Misalnya dalam akses pelayanan kesehatan, harus dicari solusi, bagaimana anak tetap mendapatkan pelayanan kesehatan dalam masa pandemi ini. Karena banyak orang tua yang takut membawa anaknya ke fasyankes karena pandemi. Atau di kasus lain, rumah sakitnya yang membatasi pelayanan mereka. Akibatnya pasien anak datang ke pusyankes dengan gejala berat atau bagi pasien anak kronis sudah masuk kategori infeksi berat. Atau pada beberapa kasus, tertunda pengobatannya,” urainya.
Atau kasus lainnya, karena adanya pandemi
ini, terjadi penurunan ekonomi keluarga, sehingga keluarga tertentu tidak mampu
membawa anaknya yang sakit untuk mendapatkan pengobatan.
“Inilah yang harus dijadikan fokus pemikiran dari semua multisektor. Jangan karena pandemic, ini akhirnya pada jangka panjang terjadi penurunan kualitas hidup dan tumbuh kembang anak,” tandasnya.
Staf Divisi Infeksi dan Penyakit Tropis Rumah
Sakit Hasan Sadikin (RSHS) dr. Riyadi, SpA(K), M.Kes, menyatakan upaya pertama dalam mencegah
penularan COVID 19 pada anak, adalah semaksimal mungkin untuk menghindarkan
anak dari kontak erat.
“Sebisa mungkin tidak perlu ke luar
rumah. Kalau pun memang penting harus ke luar rumah, harus menggunakan masker, untuk menurunkan potensi paparan
virus,” kata dr. Riyadi dalam kesempatan yang sama.
Kalau pun anak tidak mau menggunakan masker, bisa menggunakan face shield sebagai alternative, dan
para orang dewasa di sekitarnya lah yang wajib menggunakan masker.
“Sebagai pihak medis, yaitu dari RSHS,
kami sudah mempersiapkan pembagian area di rumah sakit. Maka pentingnya di
sini, masyarakat harus benar-benar mentaati area-area dan protokol kesehatan
yang sudah kami siapkan,” ujarnya lebih lanjut.
Termasuk, lanjutnya, menggunakan masker dan mencuci tangan selama dalam
area rumah sakit.
“Bagi masyarakat yang datang ke rumah sakit, disediakan masker. Tapi sebaiknya penggunaan masker sudah dari rumah.
Karena perjalanan dari rumah ke rumah sakit itu juga ada potensi terkena
virus,” ucap dr. Riyadi.
Kalau pun anak memang harus dibawa ke fasyankes, dr. Riyadi menyebutkan,
ikuti protokol kesehatan dengan benar dan pastikan menjauhi kerumunan.
“Kalau harus berobat, dijalani, tapi setelah itu langsung pulang. Karena berada di
rumah merupakan lokasi yang paling rendah resiko dan anak tidak perlu
menggunakan masker di rumah,”
pungkasnya.
Untuk bisa memberikan layanan terbaik bagi pasien hemofilia, Kementerian Kesehatan telah menerbitkan Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Hemofilia (PNPK Hemofilia) sejak 2021. Pedoman tersebut memuat ketentuan-ketentuan penanganan dan ragam pengobatan yang bisa menjadi pilihan berdasarkan kebutuhan pasien. Topik ini menjadi bahasan utama pada sesi diskusi bertajuk “Mengawal Masa Depan Hemofilia di Indonesia”, yang diselenggarakan […]
Sistem daya tahan tubuh sangat penting untuk kelangsungan hidup kita, terutama di masa pandemi Covid-19. Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan mengonsumsi vitamin C, dan lebih baik lagi sesuai anjuran ahlinya. Terbilang, dan seperti yang dijelaskan oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam, Dr. Jeffri Aloys Gunawan, Sp.PD, CHt, di acara virtual Peluncuran Holisticare D3 1000, […]
Tahun ini Yayasan Kanker Indonesia (YKI) merayakan hari jadinya yang ke-47 tahun, dengan mengangkat tema “Bersama Menutup Kesenjangan dalam Melawan Kanker”. Ketua Umum YKI, Prof. DR. dr. Aru Wisaksono Sudoyo, SpPD-KHOM, FINASIM, FACP, di acara Perayaan hari jadi YKI ke-47 yang berlangsung di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki – Jakarta, Selasa, 23 April 2023, mengatakan […]