Rexona Run, ajang lari tahunan yang diusung Rexona bertujuan mendukung semua pelari – baik pemula mau pun berpengalaman – dalam perjalanan mereka menjadi lebih aktif dan #LanjutTerus bergerak, kembali dihadirkan. Rexona Run 2024 yang digelar pada 17 November 2024 di Digital Hub BSD City, Rexona Run 2024 berjalan lancer dan sukses, bahkan menawan. Melibatkan 3.500 […]
Sangat dirasa pentingnya kesadaran masyarakat akan beragam jenis kanker yang dapat mengintai siapa pun. Dari sana jualah, Yayasan Kanker Indonesia (YKI) bekerjasama dengan PT Takeda Indonesia, di Hari kanker Dunia 2023, melaksanakan kegiatan edukasi media tentang Limfoma Hodgkin.
Kiranya memang patut diwaspadai dari Limfoma Hodgkin, ini yang menurut Global Cancer Statistic (Globocan) 2020, terdapat 1.188 kasus Limfoma Hodgkin di Indonesia.
Limfoma Hodgkin merupakan kanker pada sistem kelenjar getah bening, yang merupakan kumpulan jaringan dan organ yang membantu tubuh menyerang infeksi dan penyakit.
Gejala yang muncul pada Limfoma Hodgkin, Dr. dr. Andhika Rachman, Sp.PD KHOM, FINASIM, Konsultan Hematologi dan Onkologi Medik, di acara edukasi media yang berlangsung di penghujung bulan Februari 2023, mengatakan bahwa pada umumnya berupa pembesaran kelenjar getah bening di leher, ketiak, atau pangkal paha. Serta yang dapat disertai B symptoms (demam lebih dari 38o C, berkeringat pada malam hari, penurunan bobot badan lebih dari 10% bobot badan selama 6 bulan), dan gejala lain seperti gatal-gatal, kelelahan yang luar biasa, dan mengalami intoleransi terhadap alkohol.
Berdasarkan tatalaksana dari National Comprehensive Cancer Network (NCCN), jenis pengobatan Limfoma Hodgkin di antaranya : kemoterapi, terapi target, radioterapi, transplantasi sumsum tulang, dan imunoterapi. Dan menjadi catatan, sebanyak 20% pasien Hodgkin Limfoma yang sudah pernah mendapatkan pengobatan lini pertama masih memiliki kemungkinan kambuh. Para pasien kambuh ini membutuhkan pengobatan lini kedua yang sesuai untuk kondisi mereka, Namun, akses terhadap obat-obatan inovatif yang mereka butuhkan masih terbatas, dan tingkat keterjangkauan juga masih rendah.
Acara eduskasi media tentang “Lymfoma Hodgkin” yang dipandu Pratiwi Astar, diawali hantaran kata dari Prof. Dr. dr. Aru Sudoyo, Sp.PD-KHOM, FINASIM, FACP, Ketua YKI, yang berlangsung di Minggu keempat bulan Februari, menghadirkan narasumber DR. dr. Andhika Rahman, Sp.PD-HOM, RS Cipto Mangunkusumo, dan Bayu Dwito Praharso, Pejuang Limfoma Hodgkin.
Pejuang Limfoma Hodgkin,
Kembali Beraktivitas
Pria kelahiran Juni 1995, Bayu Dwito Praharso, yang didiagnosis terkena kanker, dan adalah Pejuang Limfoma Hodgkin, berbagi kisah :
“Gejala awal muncul pada tahun 2015. Saya merasakan tubuh demam, ada rasa nyeri yang muncul dan hilang. Ini berlangsung dalam seminggu sekali, dan berujung di setiap hari. Saya pun menghubungi Dokter tentu berobat dan tentu juga agar mengetahui apa yang saya alami. Dokter di waktu itu mengatakan saya radang otot, Yang nantinya akan reda. Tapi yang terjadi, rasa sakit yang saya alami muncul lagi dan parah, disertai saya mulai batuk. Dengan apa yang saya alami tentu mengganggu aktivitas karena tubuh saya tidak mampu untuk bergerak.”
Lanjutnya,”Berikutnya saya ke Dokter Penyakit Dalam. Dan dari hasil pemeriksaan, saya alami TBC Paru. Saya pun disarankan untuk menjalani treatment beriring pengobatan sepanjang beberapa bulan. Dari keinginan kuat untuk sembuh dan tentu juga dukungan seluruh keluarga di rumah, saya berangsur sembuh. Walau gejala nyeri belum hilang, ada satu hal yang saya syukuri, dalam menjalani pengobatan, BPJS begitu bernilanya.”
Penyakit autoimun merupakan suatu kondisi di mana sistem kekebalan menyerang organ-organ tubuh sendiri. Sebab itu, dan terkait dengan berbagai vaksin COVID-19 di mana aplikasinya harus sesuai dengan kondisi setiap individu dengan peluang Orang Dengan AutoImun (ODAI), untuk mendapatkan vaksin, termasuk vaksin COVID-19, menjadi agak terbatas. Dari sana, Marisza Cardoba Foundation (MCF), didirikan pada tahun 2012 […]
Miris, dan tentunya harus menjadi kepedulian masyarakat dari ragam lapiasan masyarakat, untuk untuk lebih memberi perhatian dan jalan terbaik dalam mengatasi, kelahiran bayi dengan Bibir dan Lelangit Sumbing. Catatan ini tak lepas melihat apa yang disampaikan World Health Organization, yang menunjukkan 1 dari 500-700 dari bayi baru lahir, terlahir dengan adanya Bibir dan Lelangit Sumbing, […]
Bila Gagal Ginjal Akut Pada Anak (GGAPA), yang merupakan gangguan yang sudah ada sejak lama, namun belakangan semakin ditakuti ketika untuk pertama kalinya dalam sejarah di Indonesia, terjadi lonjakan penderita secara massal selama periode Januari 2022 hingga Oktober 2022. Sejak kasus GGAPA yang disebabkan oleh tercemarnya sirop obat diumumkan pada Oktober 2022, yang terjadi, seluruh […]