Familiar dengan istilah generasi strowberi? Istilah yang banyak digunakan untuk menggambarkan generasi muda yang cenderung rapuh dalam menghadapi tekanan dan tantangan. Layaknya buah stroberi yang tampak indah tetapi mudah rusak. Mereka sering kali dikaitkan dengan kurangnya daya tahan terhadap stres, mudah menyerah saat menghadapi kesulitan, dan ketergantungan pada kenyamanan. Adalah kemampuan lifelong learning pondasi penting […]
Untuk lebih memperkenalkan dan
menghidupkan kembali karya-karya Sastra Indonesia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemendikbud)
bekerjasama dengan Titimangsa Foundation,
pimpinan pelaku seni Happy Salma dan Kawankawan
Media mempersembahkan alih
wahana karya Sastra Indonesia ke dalam “Sandiwara Sastra”.
Merupakan alih wahana
Sastra dalam bentuk sandiwara audio dengan durasi 30 menit, yang diperankan
oleh aktor-aktor terkemuka Tanah
Air, akan disiarkan di prodcast@budayakita
dan juga di Radio Republik Indonesia
(RRI) seluruh Indonesia, dengan waktu tayangan
1 minggu satu episode, dimulai pada tanggal 8 Juli 2020, pukul 17.00 WIB, ini juga sebagai bentuk inovasi
dan bagian dari program Belajar dari Rumah di masa pandemi Covid-19.
Memperkenalkan dan menghidupkan kembali karya Sastra Indonesia, Mendikbud Nadiem Makarim pada konferensi pers peluncuran siniar “Sandiwara Sastra” di Jakarta, terkait Sastra menempati posisi penting dalam pemajuan Budaya dan pembentukan karakter bangsa.
Karya sastra pada hakikatnya
tercipta dari situasi dan pergulatan diri. Pengalaman, pengamatan, serta
pemaknaan situasi dan latar belakang sejarah dalam karya Sastra merupakan
bentuk penguatan karakter. Melalui tokoh-tokoh dalam karya Sastra, masyarakat
dapat mengenal lebih dekat sifat kemanusiaan.
“Sandiwara Sastra bukan hanya
menjadi sebuah karya seni dan inovasi. Lebih dari itu, ini adalah jalan untuk
mengangkat literasi. Untuk itu, saya mengajak seluruh Pelajar dan Mahasiswa
kembali menghidupkan dan mengenal karya sastra terbaik Indonesia melalui
“Sandiwara Sastra,” Mendikbud Nadiem Makarim menambahkan.
Acara Press Conference melalui Virtual Zoom yang diapndu aktris Maudy
Koesnaedi. dan mengetengahkan pembicara Happy Salma, aktris senior Christine
Hakim, Direktur Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid menjelaskan arah
ke depan dalam pengembangan Sastra. “Kemendikbud melakukan upaya pelestarian Sastra
melalui “SandiwaraSastra”. Dengan semakin banyak orang membaca dan mendengarkan
karya sastra, semakin banyak juga orang yang menemukan nilai-nilai kehidupan
dan pengaruh Sastra bagi kehidupan.”
Lanjutnya, “Kemendikbud juga ingin
membangkitkan minat untuk menulis agar tercipta karya-karya sastra baru yang
berkualitas. Bahkan, gerakan untuk menghidupkan kembali kecintaan terhadap
sastra Indonesia di kalangan anak muda.”
“Bisa saya sampaikan, bila karya Sastra Indonesia masuk kurikulum, terlebih di masa pandemi, ini tentu jadi kian melekatkan karya Sastra pada kaum muda Indonesia. Tentu saya menyambut sandiwara radio ini bisa menjadi media untuk lebih memperkenalkan Sastrawan terbaik Inonesia melalui karya-karyanya,” kata Christine Hakim.
Taburan bintang di “Sandiwara
Sastra” yang diproduseri oleh aktor film dan teater Happy Salma dan Produser film Yulia Evina Bhara, di antaranya Adinia
Wirasti, Ario Bayu, Arswendy Bening
Swara, Asmara Abigail, Atiqah Hasiholan, Chelsea Islan, Chicco Jerikho, Christine Hakim, Eva Celia, Happy Salma,
Iqbaal Ramadhan, Jefri Nichol, Kevin Ardillova, Lukman Sardi, Lulu Tobing,
Marsha Timothy, Mathias Muchus, Maudy Koesnaedi, Najwa Shihab, Nicholas
Saputra, Nino Kayam, Oka Antara, Pevita Pearce, Reza Rahadian, Rio Dewanto,
Tara Basro, Vino G. Bastian dan Widi
Mulia.
Disutradarai oleh aktor dan
sutradara dari Teater Garasi Gunawan Maryanto, Sandiwara Sastra akan dilengkapi
dengan tata musik dan suara yang akan membuat alih wahana karya sastra semakin
dapat dipahamimaknanya.
Sebagai tahap pertama dari seri
Sandiwara Sastra, 10 karya sastra yang dapat dinikmati masyarakat adalah adaptasi
dari novel “Ronggeng Dukuh Paruk” karya
Ahmad Tohari, novel “Helen dan Sukanta” karya Pidi Baiq, cerita pendek (cerpen) “Kemerdekaan” karya Putu Wijaya, cerpen “Mencari
Herman” karya Dee Lestari, cerpen “Berita
dari Kebayoran” karya Pramoedya Ananta Toer, novel “Lalita”
karya Ayu Utami, cerpen “Seribu
Kunang-kunang di Manhattan” karya Umar Kayam, cerpen “Persekot”
karya Eka Kurniawan, novel “Layar
Terkembang” karya Sutan Takdir Alisjahbana, dan novel “Orang-orang Oetimu” karya Felix K.Nesi.
Begitu indahnya, dan ada nilai sangat baik dari sajian pertunjukan “Rumah Kenangan”, yang diangkat dari ide ceritanya Aktris dan Pimpinan Titimangsa Foundation, Happy Salma, dan naskah ditulis oleh Agus Noor, sekaligus Sutradara pementasan. Yang menyampaikan kisah tentang 6 manusia dengan beragam karakter yang diikat karena persaudaraan. Tapi sebab pandemik Covid-19, mereka semua yang semula menetap […]
10 September 2019 @ Galeri Indonesia Kaya – GI – Jakarta Sebuah kisah perjalanan mengarungi keberagaman alam Indonesia — Sabang hingga Merauke, dari Miangas ke Pulau Rote — yang begitu indah, budaya serta kuliner Indonesia yang memukau, diangkat dan dikemas ke dalam sebuah karya penuh pesona. Maka siapa pun yang berkesempatan melihat tayangan kisah perjalanan […]
14 Oktober 2019 @Almond Zuchinni – Jakarta Selatan Beranjak dari melihat pertumbuhan pada kategori peralatan dapur, makan dan rumah tangga, didorong oleh alat perabotan masak dan peralatan kecil dapur. Tentu juga terkait betapa pentingnya peran koki rumahan, Lzada, Pemimpin platform e-commerce Asia Tenggara sejak tahun 2012, kembali selenggarakan ajang kompetisi tahunan dapur Lazada, yang memasukki […]